DEMOGRAFI DEPOK
PERMUKIMAN
Kebijakan
pembangunan sektor perumahan dan permukiman di kota Depok mengacu pada visi dan
misi kota Depok, antara lain menjadikan Depok sebagai kota permukiman yang
nyaman.? Kondisi pembangunan perumahan dan permukiman di Kota Depok mencapai
10.968 ha (54,76 %) dari keseluruhan luas wilayah di Depok 20.029 ha, hal ini mengakibatkan
meningkatkan tuntutan kebutuhan fasilitas dan utilitas perumahan dan
permukiman, dimana kondisi lingkungan dan perumahan yang ada belum tertata
dengan baik. Hanya 40 % yang sudah tertata dengan baik sedangkan 60 % belum
tertata dengan baik. Kawasan permukiman terbesar terdapat di Sawangan.
PENDUDUK
Jumlah
Penduduk di Kota Depok pada Tahun 2001 berdasarkan data dari BPS adalah 1.204.687
jiwa, sehingga dengan luas wilayah yang ada yaitu 207,06 km2 maka kepadatan
penduduk rata-rata adalah 5.818 jiwa / km2. Jumlah penduduknya berkisar antara
115.575 jiwa (Kecamatan Beji) dan 331.778 jiwa (Kecamatan Cimanggis), sedangkan
kepadatan penduduknya berkisar antara 2.918 jiwa/km2 (Kecamatan Sawangan)
sampai dengan 8.777 jiwa/km2 (Kecamatan Sukmajaya).
Perkembangan
jumlah penduduk Kota Depok berlangsung cepat, pada tahun 2000 Kota
Administratif Depok penduduknya berjumlah 1.145.091 jiwa dan pada tahun 2001
meningkat menjadi 1.204.687 jiwa setelah ditata menjadi 6 (enam) Kecamatan
dengan laju pertumbuhan rata-rata 3,70 %/tahun.
Sesuai
dengan karakteristik perkotaannya yang masih mencirikan kombinasi perkotaan, wilayah
Kota Depok belum seluruhnya terbangun. Kawasan yang masih kosong berupa kebun
campuran/tegalan dan pesawahan masih cukup luas, yaitu sekitar 51 % dari luas
wilayahnya, sedangkan kawasan perumahan dan kampung luasnya sekitar 5.900 ha
atau 29 %, dan kawasan yang digunakan untuk kegiatan industri, jasa dan
perusahaan meliputi areal seluas 1.100 ha (± 6 %).
Ditinjau
dari penyebaran lokasi kegiatannya, kegiatan industri sebagian besar berkembang
di Kecamatan Cimanggis dan Sukmajaya (wilayah kota bagian timur), Yaitu
sepanjang Jalan Raya Bogor, sedangkan kawasan pertanian masih banyak terdapat
di Kecamatan Sawangan, Kecamatan Pancoran Mas bagian selatan dan sedikit di
Kecamatan Limo (wilayah kota bagian barat), dan untuk kegiatan perkantoran,
jasa, perdagangan dan kegiatan pendidikan berkembang di wilayah kota bagian
tengah, terutama di sepanjang Jalan Margonda, dan kawasan perumahan banyak
berkembang di wilayah kota bagian utara yang berdekatan dengan Jakarta, yaitu
Kecamatan Limo, Beji, Sukmajaya, dan Pancoran Mas bagian utara
Untuk sarana
dan prasarana dasar perkotaan, direncanakan untuk terus dikembangkan sistem
transportasi (jaringan jalan dan angkutan intra kota yang efisien dan
terintegrasi dengan inter kota. Selain itu kapasitas produksi dan distribusi
air bersih perpipaan perlu ditingkatkan, selain itu juga masalah permukiman
karena sesuai dengan arahan kegiatan fungsional Kota Depok.
PENDAPATAN
pendapatan
masyarakat depok di tahun 2006 adalah 4 juta perkepala keluarga Sarana dan
Prasarana
TRANSPORTASI
Transportasi
di Kota Depok masih bersifat regional dan komuter (Jakarta dan Bogor) baik
melalui jalan raya maupun jalan baja/rel. Pusat tarikan perjalanan yang cukup
besar adalah menuju DKI Jakarta dengan bangkitan perjalanan terbesar berasal
dari kawasan permukiman.Sarana transportasi angkutan jalan dengan sarana
transportasi umumnya adalah :
1. Dalam kota : 12 rute angkutan Kota Depok
1. Dalam kota : 12 rute angkutan Kota Depok
2. Ke
Jakarta : 11 trayek bus besar dan 8 trayek bus sedang
3. Antar
kota : 5 trayek bus
AIR BERSIH
Sebagian
besar penduduk Depok memanfaatkan air tanah sebagai sumber air bersih, dimana
kuantitas air tanah relative mencukupi kebutuhan sepanjang tanah sebagai air
bersih, dimana kuantitas air tanah relative mencukupi kebutuhan sepanjang
tahun, kecuali beberapa kawasan di kecamatan Cimanggis. Kualitas air tanah di
daerah permukiman padat diperkirakan rawan pencemaran limbah domestik.
Pelayanan
air bersih di daerah Depok masih dilayani oleh PDAM Kabupaten Bogor dengan
tingkat pelayanan sekitar 20 % dari total penduduk Kota Depok. Wilayah
pelayanan masih terbatas di beberapa wilayah di kecamatan Beji, Sukmajaya,
Pancoran Mas dan sedikit di Sawangan dan Cimanggis dengan jumlah pelanggan
sebanyak 34.617 unit.
PEMBUANGAN
SAMPAH
Kebutuhan
akan fasilitas tempat pembuangan sampah meningkat sejalan dengan adanya
peningkatan perkembangan penduduk, kemudian juga adanya perkembangan aktivitas
kota yang memerlukan lahan untuk pembangunan infrastruktur, ditambah lagi
dengan adanya perkembangan industri.
Depok
mempunyai fasilitas tempat pembuangan sampah seluas 2,87 ha dan akan diperluas
sebesar 2,5 ha. Namun kondisinya, di masa yang akan dating akan sulit menemukan
lokasi tempat pembuangan sampah selain itu juga akan sangat mahal. Kondisi ini
akan memperparah terjadinya pencemaran lingkungan bukan saja pencemaran udara
atau bau namun juga pencemaran tanah atau air tanah.
SARANA
Jalan :
361.486 km
Listrik : 584.204.042 kwh
Telephone : 79.500 ssl
PAM : 15 % dengan total sambungan 38.000
sambungan rumah
Terminal : 1 buah
Listrik : 584.204.042 kwh
Telephone : 79.500 ssl
PAM : 15 % dengan total sambungan 38.000
sambungan rumah
Terminal : 1 buah
PRASARANA
Komersial
bisnis
o Swalayan : 11 buah
o Pasar : 6 buah
o Toko : 2.102 buah
o Kios/los : 1.775 buah
o K5 : 1.959 buah
o Swalayan : 11 buah
o Pasar : 6 buah
o Toko : 2.102 buah
o Kios/los : 1.775 buah
o K5 : 1.959 buah
Pendidikan
o SD : 327 buah
o SLTP : 127 buah
o SLTA : 94 buah
o Perguruan tinggi : 17 buah
o SD : 327 buah
o SLTP : 127 buah
o SLTA : 94 buah
o Perguruan tinggi : 17 buah
Peribadatan
o Mesjid : 530 buah
o Langgar : 16 buah
o Mushola : 1.026 buah
o Gereja : 104 buah
o Vihara / pura : 3 buah
o Mesjid : 530 buah
o Langgar : 16 buah
o Mushola : 1.026 buah
o Gereja : 104 buah
o Vihara / pura : 3 buah
Kesehatan
o Rumah sakit : 7 buah
o Puskesmas : 25 buah
o Posyandu : 824 buah
o Apotik : 82 buah
o Rumah sakit : 7 buah
o Puskesmas : 25 buah
o Posyandu : 824 buah
o Apotik : 82 buah
Lain – Lain
Depok
mempunyai potensi sebagai sebuah wilayah penyangga yang menjadi kawasan lalu
lintas Jakarta-Depok-Bogor-Tanggerang-Bekasi, satu sisi potensi ini mendukung
untuk menjadikan sebagai tempat bermukim, tempat berusaha, dan sebagai daerah
pusat Pemerintahan. Secara biogeografis karena kestrategisan Kota Depok yang
merupakan bagian dari berbagai daerah aliran sungai yang berpusat di pegunungan
di Kabupaten Bogor dan Cianjur, menjadikan curah hujan di Kota Depok cukup
tinggi sehingga Depok kaya akan potensi flora dan fauna.
Topografi
Secara
astronomi, Depok terletak pada koordinat 6o19’00” – 6o28’00” Lintang Selatan
dan 106o43’00”- 106o55’30” Bujur Timur, dengan luas wilayah 20,029 Ha.
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
§ Sebelah
Utara : berbatasan dengan DKI Jakarta dan Kecamatan Ciputan Kabupaten Tangerang
Sebelah
Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Bojong Gede dan Kecamatan Cibinong Kab.
Bogor
§ Sebelah
Barat : berbatasan dengan Kecamatan Gunung Sindur dan Parung Kabupaten Bogor
§ Sebelah
Timur : berbatasan dengan Kecamatan Gunung Putri Kab. Bogor dan Kec. Pondok
Gede Bekasi
Kondisi
wilayah bagian utara umumnya berupa dataran rendah, sedangkan di wilayah bagian
Selatan umumnya merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 40-140 meter di
atas permukaan laut dengan kemiringan lereng antara 2-15 %.
Penyebaran
wilayah berdasarkan kemiringan lereng :
§ Wilayah
dengan kemiringan lereng antara 8-15 % tersebar dari Barat ke Timur
§ Wilayah
dengan kemiringan lereng lebih dari 15 % terdapat di sepanjang sungai Cikeas,
Ciliwung dan bagian Selatan sungai Angke
Kemiringan
lereng antara 8-15 % potensial untuk pengembangan perkotaan dan pertanian,
sedangkan kemiringan lereng yang lebih besar dari 15 % potensial untuk
dijadikan sebagai benteng alam yang berguna untuk memperkuat pondasi. Di
samping itu, perbedaan kemiringan lereng juga bermanfaat untuk sistem drainase
Permasalahan yang muncul akibat topografi Kota Depok adalah karena adanya
perbedaan kemiringan lereng menyebabkan terjadinya genangan atau banjir, bila
penangannya tidak dilakukan secara terpadu.
IKLIM
Wilayah
Depok termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan perbedaan curah hujan yang
cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim, secara umum musim kemarau antara
bulan April-September dan musim hujan antara Oktober-Maret.
§ Temperatur :
24,3-33 derajat Celsius
§ Kelembaban
rata-rata : 82 %
§ Penguapan
rata-rata : 3,9 mm/th
§ Kecepatan
angin rata-rata : 3,3 knot
§ Penyinaran
matahari rata-rata : 49,8 %
§ Jumlah curah
hujan : 2684 m/th
§ Jumlah hari
hujan : 222 hari/tahun
Iklim Depok
yang tropis mendukung untuk pemanfaatan lahan pertanian ditambah lagi dengan
kadar curah hujan yang kontinu di sepanjang tahun. Permasalahan mendasar
walaupun di satu sisi di dukung oleh iklim tropis yang baik yaitu alokasi tata guna
lahan yang harus mempertimbangkan sektor lain terutama lahan hijau dan
permukiman
CURAH HUJAN
Kondisi
curah hujan di seluruh wilayah di daerah Depok relatif sama, dengan rata-rata
curah hujan sebesar 327 mm/tahun. Kondisi curah hujan seperti diatas, mendukung
kegiatan di bidang pertanian terutama pertanian lahan basah di areal irigasi
teknis. Sedangkan untuk daerah tinggi dan tidak ada saluran irigasi teknis akan
lebih sesuai untuk tanaman palawija kombinasi dengan padi/lahan basah pada
musim hujan sebagai pertanian tadah hujan.Selain penting sebagai sumber
irigasi, curah hujan juga penting untuk pemberian gambaran penentuan lahan,
terutama lokasi, pola cocok tanam, dan jenis tanaman yang sesuai.
0 komentar:
Posting Komentar